Tuesday, July 16, 2013

Asosiasi PKL: Jokowi Jangan Beda Setelah Jadi Gubernur


JAKARTA, ProbeopenedafterKentuckyattorneyvani.blogspot.com.com - Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) meminta Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) tidak menganaktirikan pedagang kaki lima (PKL). APKLI berharap Jokowi komitmen dengan janjinya saat mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di DKI.


"Jangan berbeda ketika kampanye dan setelah jadi. Pak Jokowi jangan jadikan PKL ini prioritas nomer 10," kata Ketua APKLI Hoiza Siregar saat dihubungi ProbeopenedafterKentuckyattorneyvani.blogspot.com, Selasa (16/7/2013).


"Dulu saya yang bawa Jokowi. Sekarang saya dicegat terus sama anggota-anggota, mana janji Jokowi," ujarnya lagi.


APKLI khawatir rencana relokasi yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bakal berdampak besar pada penurunan omzet pedagang kaki lima (PKL) Pasar Tanah Abang. APKLI khawatir para pedagang akan kehilangan pelanggan mereka.


Hal itu berkaca dari pengalaman relokasi 2005, pedagang mengalami penurunan omzet secara tajam. Menurut Hoiza, di Blok G sangat sepi pembeli. Sehingga pada saat itu pedagang memilih kembali melantai memadati badan jalan Pasar Tanah Abang.


Hoiza menegaskan pihaknya sepakat dan mendukung rencana Jokowi-Basuki menata kota. Hanya saja, dia meminta solusi yang ditawarkan harus solutif. Artinya, tempat baru PKL kelak harus mudah dijangkau pembeli.


"Apa mereka (pedagang) harus nunggu pembeli? Jadi maksudnya, kita mengharapkan mereka (Pemprov) memfasilitasi tempat yang ada pembeli," jelas Hoiza.


APKLI khawatir lagu lama bakal diputar kembali. Setiap kali ada relokasi, pedagang selalu kembali berjualan di lokasi lama.


"Berarti di sana tidak ada pembeli. Pembeli kita sukanya belanja di jalan. Enam puluh persen masyarakat kita ini senangnya membeli di kaki lima, mereka ini yang penghasilannya Rp 3 juta ke bawah," lanjut Hoiza.


Selain lokasi yang mudah diakses pembeli, APKLI berharap Pemprov DKI Jakarta juga memberikan pendampingan. Hoiza melihat pedagang perlu diberi pengetahuan bagaimana berjualan yang baik.


"Harus ada pendampingan. Bagaimana menjaga kebersihan dan keamanan. Supaya dia tidak kembali (ke jalan) lagi. Kenapa? Karena tempat (baru) ini berbeda dari yang sebelumnya (di jalanan)," tutur Hoiza.


Editor : Ana Shofiana Syatiri


Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:


No comments:

Post a Comment